News

Surat Perintah Penyisiran di Tambang Emas Gunung Botak Memanas, Masyarakat Adat Bupolo dan Satgas Bentrok

Sebarkan:

 

Masyarakat adat Bupolo bersama Satgas adu jotos saat hering bersama

Buru, ST - Surat Perintah Penyisiran dan Penertiban di wilayah tambang emas ilegal Gunung Botak kembali memanas antara masyarakat adat bupolo dan Satgas, Selasa (02/12/2025). 

Satuan Tugas (Satgas) gabungan yang terdiri dari 31 personel Resmob, 90 personel TNI (Kodam, Kodim, dan Kompi), 80 personel Polres, dan 31 personel Satpol PP, total 232. Aparat nyaris hampir terlibat bentrok dengan kelompok yang menolak keras penyisiran tambang emas tanpa izin (PETI) tersebut.

Insiden berawal ketika Satgas Gabungan, yang bertugas melakukan himbauan, sosialisasi, dan pemasangan atribut berupa spanduk koperasi, sebagai upaya penertiban legal, dihadang dan dihalangi akses masuknya ke area tambang.

Pemasangan spanduk Koperasi pun, ditolak keras masyarakat adat bupolo dan para penambang sehingga jalan masuk menuju lokasi tambang emas Gunung Botak di palang penempatan pasukan dalam jumlah puluhan ribu orang, yang didukung simbolisasi pengelolaan legal melalui spanduk koperasi, sehingga disambut dengan penolakan keras di kalangan masyarakat. 

Olehnya masyarakat adat bupolo dan penambang melakukan pemblokiran jalan utama sehingga membuat aparat sempat mengalami kesulitan akses dan ketegangan di lapangan langsung memuncak. 

Sesuai pantawan media di lokasi pemblokiran akses jalan masuk gunung botak, situasi memanas hingga hampir terjadi bentrok fisik antara aparat dan massa aksi yang menolak penyisiran dan penertiban. 

Suasana pemalangan akses utama jalan masuk di gunung botak

Wakil Ketua Pemuda Adat Dusun Kotbesy, Jhon k Manuputty, menyampaikan bahwa penolakan ini menandakan adanya perlawanan terorganisir dari pihak-pihak yang berkepentingan di balik aktivitas tambang ilegal di Gunung Botak, yang disinyalir meraup keuntungan besar dari praktik PETI.

Kata Dia, bentrokan berhasil dilerai beruntung, aparat yang bertugas di bawah komando Satgas Penertiban mampu mengendalikan diri dan menetralisir keadaan, sehingga bentrokan yang memanas berhasil di redam.

Namun, lanjutnya, insiden ini menjadi peringatan keras akan tingginya risiko keamanan dalam upaya penertiban Gunung Botak yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Ia, menilai, kehadiran puluhan personel Resmob di garda depan menunjukkan bahwa operasi kali ini tidak hanya berorientasi pada sosialisasi, tetapi juga penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku yang menentang program penataan oleh pemerintah daerah dan pusat.

"Publik menanti langkah selanjutnya dari pemerintah dan Satgas Gabungan. Apakah penolakan keras dan upaya pemblokiran ini akan menghentikan penyisiran, atau justru menjadi pemicu untuk penindakan yang lebih keras dan masif untuk membersihkan kawasan Gunung Botak dari praktik ilegal," cecarnya. (Adi). 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini