News

Panwaslu Tidore Utara Diduga Tidak Netral, Bawaslu Diminta Segera di Evaluasi

Sebarkan:

 


Tikep, ST - Salah satu dewan guru SMA Negeri 10 Kota Tidore, Tauhid Usman merasa tak puas atas tindakan yang dilakukan oleh tiga oknum panwaslu kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan (Tikep). 


Pasalnya, sebagai panwaslu yang menjalankan tugasnya sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan tak seenaknya menyebutkan terhadap orang lain dengan menjalankan tugas tak sesuai aturan yang berlaku. 


Hal ini terjadi kepada 3 orang Panwaslu Kecamatan Tidore Utara ini, semena-mena masuk mencari salah seorang PNS di sekolahnya dan meminta Kepala Sekolah SMA-N 10 untuk datangkan oknum Guru tersebut di ruang kepala sekolah untuk di introgasi. 


Dari tindakan yang di lakukan ketiga oknum panwaslu Kecamatan itu, membuat Tauhid, Guru SMA-N 10 ini tak menerima kebijakan tersebut, menurutnya, saat di konfirmasi awak media, Kamis (31/10/2024), mempertanyakan apakah layak, bertugas hingga melaporkan dan mengintrogasi sampai di dalam lembaga sekolah, dengan melaporkan langsung kepada kepala sekolah. 


"Ini yang mengganjal di saya punya pikiran, emang bisa ya, mereka sampai masuk dan laporkan ke Kepsek untuk panggil saya baru di introgasi begitu. Emangnya di rumah atau di kantor panwaslu tidak bisa ya," sesalnya.


Tauhid, menceritakan awalnya dia di telpon oleh Kepala Sekolah, untuk datang di sekolah, tapi karena kepala saya sakit saya beralasan, tapi karena kepala sekolah sampaikan ada orang butuh untuk bertemu. 


"Jadi saya sempat jawab kalau butuh ke rumah saya saja, tapi kepsek bilang ke sekolah dulu, ada yang butuh, akhirnya saya juga hadir langsung di sekolah. Saat saya mau masuk di ruang kepsek, saya lihat ada 3 orang Panwaslu itu, dua orang pakai pakaian mereka, yang satu nya tidak," terangnya. 


Sambung Tauhid, "saya lalu bertanya, ada apa ini, saya salah apa ini, lalu di jawab bapak tadi malam pernah ketemu salah satu tim sukses, saya juga langsung jawab memang benar, bagaimana itu.?," tanya Tauhid. 


Selebihnya Tauhid, menjawab bahwa salah satu tim sukses itu memang dirinya tidak tahu sebagai tim sukses, tapi yang Ia tahu itu adalah temannya, namanya Ko Iman, seketika dirinya datang pun ada salah satu kandidat sudah usai kampanye, dan malam itu dirinya hanya tinggal di luar tenda. 


"Tapi karena Ko Iman lihat saya, maka langsung ko Iman datang ke saya jabat tangan sambil bergeser di teras salah satu rumah, baru kami bercerita, bercerita itu pun tidak lama, langsung kami bubar," terang Tauhid. 


Seketika Tauhid menjawab, di bantah lagi salah satu panwaslu, bahwa bapak ini kan sebagai PNS, sambil menjelaskan beberapa aturan. Dari pertanyaan itu, di bantah lagi Tauhid. 


"Iya memang, saya PNS terus apa, apakah saya ada pakai simbol kandidat, atau saya angkat jari, atau apa, kira-kira saya punya kesalahan nya di mana. Okelah saya anggap itu sudah selesai, tapi dari mereka punya pertanyaan yang di sodorkan itu seakan-akan mereka mengintimidasi kepada saya. Dan untuk dari kepsek sendiri hanya bilang lain kali jangan ulang lagi lah," ujarnya. 


Hingga berita ini di publish, ketiga oknum Panwaslu belum di konfirmasi baik oleh awak media.(Tim/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini