News

Dinilai Tebang Pilih Berikan Beasiswa, Akademisi: Pemimpin Yang Utamakan Dinasti Tidak Bisa Jadi Pemimpin di Halsel

Sebarkan:

 


Halsel - ST | Akademisi Universitas Khairun (Unkhair), Dr. Syahril Muhammad, nilai Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), tebang pilih tanpa verifikasi realisasi 1.005 beasiswa. 


"Jadi beasiswa ini di program kan oleh pemerintah hal-sel dilihat dari satu sisi adalah satu program dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya masyarakat hal-sel, yang di nantikan masyarakat Halsel dalam meringankan beban pendidikan anaknya," ucap Dr. Syahril Muhammad, saat di konfirmasi awak media, Jumat (13/09/2024) kemarin. 


Namun kata Syahril, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sifatnya masih belum menghadirkan kesamaan dan kesejajaran masyarakat Halsel, pemberian beasiswa tidak ada verifikasi, karena tanpa melihat kriteria-kriteria ketidakmampuan ekonomi. Karena tidak dilakukan verifikasi untuk layak di bantu mendapatkan beasiswa dengan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan. 


Akan tetapi menurut Syahril, dalam pemberian bantuan beasiswa ini apakah sudah memenuhi sasaran kepada pihak-pihak atau sekolah tertentu yang menerima beasiswa dari pemerintah hal-sel, ataukah hanya diperuntukan kepada orang-orang tertentu atau sekolah-sekolah tertentu saja. 


Hal demikian lanjut Syahril, jika benar adanya maka tentu publik akan kembali mempertanyakan kenapa Pemda Hal-Sel memprogramkan beasiswa S1 dan S2 dalam jumlah yang besar ini hanya diperuntukan oleh orang-orang dan sekolah-sekolah tertentu. 


Mantan Ketua PPG Unkhair ini, mengatakan hal ini belum memenuhi harapan dan keadilan untuk semua warga Saruma Hal-Sel bukan sebaliknya lebih didominasi oleh orang-orang dekat atau lembaga sekolah tertentu. Ini sangat di sayangkan sekali sebagai pemimpin daerah seharusnya pro terhadap semua orang.


"Hal ini menjadi tanda tanya kami dari para akademisi melihat terkait peluncuran beasiswa sebenarnya bermanfaat sekali bagi masyarakat Halsel jika diperuntukan merata bagi yang berhak dan pantas menerima beasiswa dari pemda. Jangan buat program yang sifatnya menimbulkan permasalahan dikemudian hari," cecarnya. 


Akademisi menyarankan dan memberikan masukan kepada pemda Halsel, agar lebih bersama menghadirkan rasa keadilan di rengah-tengah masyarakat halsel sehingga tidak menimbulkan tafsiran dan penilaian yang sifatnya subyektif dari publik. Apa lagi kaitan dengan pemberian beasiswa yang belum memenuhi sasaran dan harapan. 


Syahril, mengatakan bahwa pemimpin itu berlaku adil bagi semua orang, karena beasiawa itu dialokasikan melalui APBD, maka harus diperuntukan sesuai sasaran jangan tebang pilih sesuai informasi yang beredar di masyarakat Halmahera Selatan.


"Dari aspek sejarah kebudayaan Kie Raha terdapat dua tipe kepemimpinan, yakni pemimpin langit dan pemimpin bumi. Pemimpin langit yang di dimaksud adalah pemimpin yang mengutamakan kejujuran, transparansi, amanah, sedangkan pemimpin bumi adalah pemimpin yang selalu menjauhkan dari hal-hal sosial dan menjauhkan dari kepentingan sosial," jelas Dia. 


Sehingga sambung Syahril, banyak sekali sekarang ini pemimpin bumi yang di mana banyak kebijakan-kebijakan yang mendiskriminasi tentang kepentingan masyarakat, tipe pemimpin yang seperti ini belum bisa menjadi pemimpin masa depan untuk Halsel.


"Sebab yang kita butuhkan adalah pemimpin yang betul-betul mengayomi masyarakat tanpa membedakan suku, agama, dan ras, deskriminasi-deskriminasi ini tidak bisa jadi pemimpin di Halsel, karena pemimpin yang utamakan dinasti tidak bisa jadi pemimpin di Halsel," tegas Akademisi Unkhair.(Red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini