Ketua Umum Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara Se-jabodetabek Periode 2020-2022, Jaidi Abdul Gani
Jakarta, ST - Musyawarah Besar Ke-IV Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara (Formapas Malut) wilayah Jabodetabek dan Banten menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis kaum intelektual muda dalam pembangunan daerah maluku utara.
Harapan dari Musyawarah Besar Ke-IV Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara Sejabodetabeka-Banten yang mengambil tema Revitalisasi Formapas Malut Menuju SDM Unggul Menuju Maluku Utara Maju adalah keinginan besar kelompok intelektual yang terhimpun dalam wada ini.
Ketua Umum Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara Se-jabodetabek Periode 2020-2022, Jaidi Abdul Gani, mengatakan di tengah tantangan global dan regional yang semakin selektif, keberadaan forum ini bukan sekadar ruang silaturahmi, tetapi menjadi wadah konsolidasi pemikiran dan aksi nyata dalam menjawab kebutuhan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Maluku Utara.
"Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu daerah tak bisa dilepaskan dari kualitas SDM-nya. Maluku Utara yang kaya akan potensi Sumber Daya Alam (SDA) membutuhkan SDM unggul yang mampu mengelola dan mengembangkan potensi tersebut secara berkelanjutan dan inklusif," ujarnya, kepada media ini, Selasa (17/06/2025).
Kata Jaidi, di sinilah letak pentingnya sinergi antara Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara yang berada di Jabodetabek dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Menurutnya, harapan besar tertuju pada lahirnya rumusan-rumusan strategis dari Musyawarah Besar ini. Forum harus mampu merumuskan peta jalan kolaboratif antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha—sebuah semangat "triple helix"—yang menjadikan SDM Maluku Utara sebagai aktor utama pembangunan, bukan sekadar penonton di berbagai sektor namun harus menjadi pemain utama untuk kepentingan Maluku utara kedepan.
"Pemerintah Provinsi Maluku Utara diharapkan turut membuka ruang partisipasi aktif bagi para alumni dan mahasiswa pascasarjana yang memiliki kapasitas dan kompetensi. Kerja sama dalam bentuk program strategis, pemberdayaan masyarakat, hingga inkubasi inovasi daerah harus menjadi prioritas bersama," harap Jaidi.
Ketum menegaskan, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara jangan alergi dengan keberadaan kelompok kelompok intelektual mahasiswa terutama generasi maluku utara yang menempuh studi di berbagai kota di Indonesia saat ini kolaborasi itu yang penting sebab pikiran pikiran anak muda bagian dari Solusi maluku utara yang kita inginkan lebih baik ke depan.
"Dengan semangat kolaborasi, Musyawarah Besar Ke-IV ini seharusnya bukan hanya agenda rutin organisasi, melainkan titik balik kebangkitan peran mahasiswa pascasarjana Maluku Utara dalam membangun peradaban baru—peradaban berbasis ilmu pengetahuan, nilai kultural, dan semangat pengabdian," katanya.
Kata Dia, Maluku Utara Maju hanya bisa dicapai jika SDM-nya unggul. Dan SDM unggul hanya bisa dilahirkan melalui konsistensi pembinaan, keadilan akses pendidikan, dan keterlibatan aktif semua elemen pembangunan. Formapas Malut memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk menjadi lokomotif perubahan tersebut.
Maka lebih lanjut di katakan, di momentum Musyawah Besar Ke-IV Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara yang tersebar sejabodetabek lebih dari itu bahwa ini bagian dari konsolidasi pemikiran anak muda maluku utara sebab yang nanti berkompetitif di Muswarah Besar Ke-IV Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku utara Pada tanggal 28 Juni 2025 nanti mereka suda teruji secara intelektual dan kepemimpinan organisasi.
"Olehnya itu kami sangat mengharapkan lewat wada tersebut Formapas Malut dan Pemprov Maluku Utara saling berkolaborasi," tutupnya.(Tim/Red).