News

Musnas III FPPI di Tutup Dengan Nonton Bareng Film Dokumenter "Dua Dunia": Edukasi Generasi Muda Tentang Bahaya Narkoba

Sebarkan:

 

Foto bersama usai penutupan Musnas III FPPI

Jakarta, ST - Penutupan Musyawarah Nasional III Tahun 2025 dan nonton bareng Film Dua Dunia, yang di selenggarakan oleh Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI), bertempat di ballroom yayasan pusat perfilman H Usman Ismail, jalan raya Jakarta. Jumat (14/02/2025) kemarin. 

Film Dokumenter "Dua Dunia" di persembahkan oleh FPPI, yang menceritakan tentang Bahaya Narkoba dan Film Dokumenter tersebut di serahkan kepada Badan Narkotika Nasional R.I sebagai Film Dokumenter yang Mengedukasi Generasi Muda tentang Bahaya Narkoba. 

Turut hadir dalam undangan Nonton Bareng perwakilan Menteri Perlindungan Anak dan Perempuan Asisten Deputi Perlindungan Anak Kementerian P3A Ratna Peni Chalifa SE.MM, perwakilan Kepala BNN R.I Irjend Pol Muhammad Zainul Mutaqien, S.H, S.I.K, M.A.P, Ketua Umum Yayasan Garuda Pertiwi Indonesia (YGPI) Desy Natalia Kristanty Bersama Ketua Dewan Pembina YGPI Dik Dik Kusnadi (Mantan Kepala BNN Jakarta Selatan), Ketua Umum FPPI Marlinda Irwanti dan Ketua DPD DKI Hanny Hendrani. 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (P3A) diwakili Asisten Deputi Perlindungan Anak, Ratna Peni Chalifa SE.MM, memberikan sambutan dengan mengingatkan bahwa Pendidikan dan karakter sejak dini adalah kunci untuk melindungi anak-anak kita dari Bahaya Narkoba. 

Kata Ratna dalam sambutan, permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia khususnya di kalangan anak dan remaja telah mencapai tingkat yang menghawatirkan, hal ini berdasarkan data dari BNN preperensi penyalahgunaan Narkotika di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun terus meningkat setiap tahunnya. 

Ratna mengatakan, lingkungan sosial yang rentang kurangnya pengawasan serta lemahnya peran ruang keluarga dalam memberikan pendidikan karakter menjadi faktor utama, yang mendorong anak-anak yang terjerumus di dalam penyalahgunaan narkotika. 

"Sebagai orang tua dan masyarakat tentunya, kita sering mantapkan pengasuhan sebagai tanggungjawab dari ibu saja, padahal kesetaraan gender dalam pengasuhan, berarti kita dalam hal bapak-bapak atau laki-laki memiliki peran yang sama, di dalam mendidik anak," ujarnya. 

Menurutnya, jika kasih sayang anak hanya di berikan secara sepihak, maka anak akan mencari perhatian di tempat lain, dan disitu lah mereka (anak-anak) rentang terhadap pergaulan yang salah termasuk Narkoba. 

"Selain itu juga masyarakat dapat mengawasi lingkungan sekitar, dengan hubungan sosial yang kuat termasuk sekolah dan lingkungan sekitar, yang itu dapat membantu mencegah anak-anak kita terjerumus di dalam narkoba," ucapnya. 

Foto bersama Ketua Umum Yayasan Garuda Pertiwi Indonesia, Desy Natalia Kristanty (kiri), bersama Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional R.I Irjend Pol Muhammad Mutaqien S.H, S.I.K, M.A.P, (kanan).

Sementara, Kepala BNN RI diwakili oleh Deputi Pencegahan BNN R.I Irjend Pol Muhammad Zainul Mutaqien, S.H, S.I.K, M.A.P, memberi sambutan mengatakan penguatan kolaborasi merupakan salah satu strategi BNN dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba. 

Dirinya menyampaikan, bahwa di dalam program pencegahan dan pemberantasan dimana bapak Presiden dengan hasta kita ke 7, berharap masa-masa mendatang Indonesia akan menghadapi masalah-masalah besar di bidang sosial politik, sebagai dampak dari penguatan jaringan narkoba yang masih berbagai lining kehidupan sosial dan politik sebagaimana yang terjadi di negara Amerika Selatan. 

"Olehnya itu, dengan forum ini, kita sudah bisa jadikan benteng iman dan taqwa kita untuk bisa mencegah dari bahaya narkoba," katanya. 

Irjend Pol Muhammad Mutaqien juga menyampaikan bahwa Potensi ancaman kerusakan struktur sosial seperti ini tentunya harus kita waspadai dan harus dapat mencegah sedini mungkin, sehingga bangsa Indonesia tidak berada dalam sedikat bahaya narkoba. 

Lanjutnya, bahwa Generasi muda bangsa juga akan tumbuh dan berkembang secara sehat dalam situasi dan kondisi bangsa yang aman dan damai. 

"Saya juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar mampu berperan menjadi polisi dari diri nya sendiri, juga di keluarga dan lingkungan," harapanya.

Setelah Nobar Film Dokumenter "Bahaya Narkoba" Desy Natalia Kristanty sebagai Ketua Umum Yayasan Garuda Pertiwi Indonesia mengatakan, "Kami dari Garuda Pertiwi indonesia sangat mengapresiasi setinggi tinggi nya kepada Senior kami Ibu Marlinda irwanti dan Ibu Hanny yang telah membuat Film dokumenter tentang "Bahaya Narkoba" ini,".

Dessy menjelaskan bahwa ini adalah salah satu Bentuk Kepedulian yang nyata kepada seluruh Masyarakat terhadap Bahaya Narkoba, dalam Kondisi saat ini Bahwa "Indonesia Darurat Narkoba" diharapkan seluruh kalangan masyarakat yang menonton akan lebih peduli bagaimana bahaya narkoba dikehidupan nyata ketika Narkoba ada di lingkungan keluarga kita apalagi dialami oleh Anak kita sendiri Dunia ini terasa SELESAI.

"Jangan pernah mengganggap sepele dengan adanya indikasi Narkoba masuk kedalam lingkungan keluarga kita, hati-hati dan terus waspada karena kita tidak bisa memberantas peredaran Narkoba yang dapat kita lakukan bersama adalah Mencegah dan Mencegah sangat jauh lebih baik, jaga Keluarga kita & jaga Lingkungan kita dari Bahaya Narkoba," tandas Dia. 

"Katakan Tidak pada Narkoba, Katakan YA pada Berkarya dan Berbuat Untuk Bumi Pertiwi Indonesia, Salam Sejahtera Indonesia Bersinar," ujarnya mengakhiri. (Tim/Red). 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini